Sekarang Semarang : another impulsive trip.

Dek, yuk sekarang ke Semarang. Kamu yang nyetir, berani ya! ~Ibu, Liburan Natal 2013


Hah?

saya yang baru pulang ngantor naruh tas kerja sambil melongo.

Sekarang? “Iya dek, itu udah Ibu packing kopernya.”

Nyetir? “Hehe. Kamu berani ya!” (kalimat berikut berakhiran tanda seru ya anak-anak, bukan tanda tanya. Jadi, ini adalah contoh kalimat perintah dengan susunan S-P-O…)

Widih.

Naga-naganya kemampuan nyetir saya yang pernah satu tempat les mengemudi sama Paul Walker bakal diuji ulang sama emak, Sang Gymkhana. Aduh. Tarik nafas bentar, kemudian seperti yang sudah-sudah, gak pake perhitungan weton dan perhitungan tanggal baik, saya langsung bilang : BERANGKAT BUK!

dan berangkatlah kita ke keras haribaan Pantura.

tertanggal 24 Desember 2013, menjelang tengah malam, Christmas Night kali ini dihabiskan di dalam mobil oleh ibuk saya, kakak saya, dan juara bertahan lomba mirip Megan Fox yang sedang anggun bertengger di balik kemudi. Kita bertiga termangu terjebak dibalik pantat truk trailer, somewhere in the middle of Tuban.

M a c e t p a r a h.

Parah. pake banget, pake supir yang pada turun ngeluarin ember, buka baju trus nari india nyuci kaca truk. segitu macetnya! Setelah dua jam berselang, barulah kita mulai pamer paha diranjang. Padat Merayap tanPa Harapan Di antrian panJang. hus.

Udah jenuh aku mendengar manisnya kata cinta lebih baik sendiri nyetir, mata udah berat, dan saya akhirnya menyerah. Kakak, yang seharian tadi habis capek muter-muter Surabaya nganterin sang kekasih, akhirnya uda dapet cukup istirahat dan cukup fit buat gantiin.

whoosaah. masih 200-an kilometer lagi, dan waktu udah menunjukkan pukul 1 malam, dan saya bertanggung jawab sebagai navigator-obat antingantuk-tempat curhat selama total 10 jam kakak nyetir. Bukannya sekali, sering ku mencoba tapi ku gagal lagi lobang dan gelombang di aspal Pantura mengagetkan kita dan memaksa mata ini lebih awas dari sebelumnya.

adzan subuh berkumandang tepat saat mulai memasuki Kabupaten Pati, kemudian berhentilah para Kafillah dalam perjalanan ke barat ini di Masjid Agung Pati. Masjid Baitunnur.

Camera 360

Camera 360

Sudah banyak jemaah yang datang. Bapak parkir juga sudah ganteng bertugas.

baru menginjakkan kaki melewati pagar masjid, saya langsung kena culture shock. yup. My normal dose of culture shock. Setiap ke Jawa Tengah, pasti ngeVetyVerain ini. *eh. ngalamin ding. Alam, Alam ya?. bukan kakaknya. Duh.

melihat saya datang, bapak penjaga masjid langsung berdiri dari bangku kayunya, mengucap salam dan tersenyum manis, semanis padanan sarung dan baju kokonya, lalu tanpa ditanya menunjukkan arah tempat wudhu wanita dengan ibu jari, tentunya dalam bentukan bahasa Jawa yang paling halus, Krama Inggil. Dan saya, peranakan Jawa-Madura yang tidak cakap dalam bercakap Jawa ataupun Madura, dan yang masih setengah ngantuk-suntuk gara-gara perjalanan panjang barusan, hanya bisa melongo sebentar.

Butuh sepersekian detik buat otak ini mencerna gestur ramah yang overwhelming ini, sebuah gestur yang jarang sekali saya dapat di Jawa Timur. Dan respon yang keluar hanya “Hah, Oh, emm nggih pak, iya terimakasih” ditambah sedikit senyum canggung dan anggukkan kepala. Oh iyaya beneran nih udah di Jawa tengah. Ujar saya dalam hati.

and now don’t get me started with the mosque. This mosque is gr!eat Arsitekturnya, kenyamanannya, kebersihannya, suasanannya, semuanya. Entah kenapa masjid ini membuat saya merasa arrivedRasa santai dan lega yang dirasa ketika sudah sampai tujuan, saya rasakan disini, padahal tujuan saya yang sebenarnya masih berjarak beberapa jam lagi. Ah. Segala Puji BagiNya.

Camera 360

Kempling. *tempat wudhunya!

Camera 360

Sayap kiri Masjid Baitunnur yang terhubung dengan tempat wudhu wanita.

Camera 360

Suasana dalam Masjid Baitunnur yang nyaman ber-penyejuk ruangan.

Camera 360

Sang Mutakif (orang yang ber-Itikkaf)

Sehabis sholat subuh berjamaah, berlanjutlah perjalanan kami ke barat  mencari kitab suci. Sekitar pukul 7 pagi kami tiba di Kota Semarang. Venice van JavaBeuh. Keren kan julukannya? kenapa dibilang mirip kota Venesia? Bukan, bukan karena rakyatnya mancung dan pinter main bola kaya rakyat Itali. Bukan, bukan karena tukang becaknya sekarang genjot Gondola. Bukan deh bukan, pokoknya bukan. duh emang istri saya sekarang sudah bukan berapa sih, Dok? *Nah. itu BUKAAN Dir. istri sapa mau lahiran?. 

Semarang itu Venisia nya Jawa karena..

132031706410_0000149 132031723910_0000149 OLYMPUS DIGITAL CAMERA

(foto dari sini dan sinu)

karena Rob. iya, bener banget. Rob Kardashian. *tidak! eh, Robert Pattinson. *tidak! tidak! bisa babi! bisa babi!

Rob adalah banjir yang diakibatkan oleh air laut yang pasang yang menggenangi daratan, merupakan permasalahan yang terjadi di daerah yang lebih rendah dari muka air laut. (wikipedia).

Semarang kaline banjir, jok sumelang rak dipikir.. inget lagu yang sering dinyanyiin Tia AFI dulu?

Nah, tapi selama belasan lebaran saya mudik ke semarang, belum pernah tuh terganggu dengan Rob ini, mungkin karena jaman saya sudah dibangun reservoir atau penampungan air besar di depan stasiun. (emm ukuran kolam penampungan air nya besar.red).

Beside that, Semarang is an AWESOME city. Campuran yang pas antar kota metropolitan dan kota budaya. Dan yang paling saya suka adalah : SEMARANG PEOPLE LOVE TO EAT. yes. they do. kuliner disini banyak banget. tidak pandang tempat, di trotoar pinggir jalan, di rooftop hotel, di cafe di atas bukit, di mana aja, asalkan masakannya enak. pasti banyak banget yang dateng. Tips saya :

if you are looking for a place to eat in Semarang, drive downtown, look for the crowdest restaurant/cafe/warung. particularly, look where Tionghoa people are eating. I can bet that place sells good food.

yang saya suka :
mtf_KGxwZ_166??????????

NASI LIWET a.k.a NASI AYAM
sederhana, tapi enaknya bikin saya kangen ke Semarang lagi.
tempatnya di depan sekolah swasta, bukanya kalo pagi.

??????????

KUE MOCHI. ini versi originalnya. dijual dalam kotak bambu (besek) dan kata ibuk, rasanya gak pernah berubah dari ibu kecil. belinya di dekat stasiun.
g

grill and grill (?). cafe yang ada di dekat rumah sakit terkenal di Semarang ini enak buat nongkrong, suasanya cozy, desain interiornya unik banget, makanannya pun okee. lumayan lah buat yang kepingin bergaul di Semarang.

??????????

TAHU PETIS ini legendaris banget. nget. nget. warungnya buka setelah maghrib, dan kalau datang kemaleman dikit pasti nih tahu udah ludes kejual. tahunya garing crispy, dan yang seru kita bisa isi fillingnya sendiri dengan petis. Petis dengan taburan dan aroma bawang putih yang luar biasa. oh ya, jangan lupa mam nya pake cabe hijau nya ya. tempatnya di tengah kota.
??????????

NAGA. atau NASI GANDUL. jangan lewatin menu ini kalo ke Semarang. sebenarnya Naga ini asli dari Pati, tapi banyak juga yang jual di Semarang. Kuah kaldu yang ringan ditambah empal daging, telur bacem dan teman-temannya, enak banget!??????????TAHU GIMBAL. ini jajan siang favorit saya, apalagi kalo ditemenin sama dawet duren. lokasinya di dekat simpang lima, kalau gak salah Segitiga Emas nama “foodcourt” nya. Jadi Tahu Gimbal ini hampir sama seperti Tahu Tek di Sidoarjo, bedanya disini petisnya tidak terlalu kuat, dan ada GIMBAL nya. (bukan, bukan rontokkan rambut mbah Surip). Ada udang di balik Gimbal. itu. enak. pemirsa.

Sekian. sekelumit kuliner semarang favorit saya, yang di-review secara singkat, padat, dan kurang akurat. *Maaf ya, nih saya tambahin biar tambah Accurate.